ead Ribuan Warga Doakan Diana ~ KAPHA ACEH

Selasa, April 02, 2013

Ribuan Warga Doakan Diana

BANDA ACEH - Ribuan warga dari berbagai penjuru Banda Aceh dan Aceh Besar serta daerah lainnya berkumpul di ruas Jalan Blang Lam Ujong I, Dusun Syahbandar, Gampong Peulanggahan, Kecamatan Banda Aceh, Senin (1/4) sore. Mereka takziah dan mendoakan Diana (6), bocah malang yang diperkosa dan dibunuh Hasbi, pamannya, dibantu residivis kasus serupa, Amiruddin (28) beberapa hari lalu.

Kesedihan warga kian bertambah saat mengetahui ibunda Diana, Agus Mawar (31) yang sebelumnya sakit berat, meninggal Senin (1/4) sekira pukul 05.00 WIB. Wanita ini menyusul kepergian putrinya yang semata wayang.

Wakil Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal menyampaikan kata sambutan pada takziah dan doa bersama untuk Diana. Air matanya tampak berlinang dan suaranya tinggi saat melontarkan kata-kata makian terhadap kedua pemerkosa dan pembunuh Diana.

Illiza juga menyuarakan empatinya terhadap Mawardi yang dalam waktu yang nyaris beruntun kehilangan anak dan istrinya. “Belum reda dukanya karena kehilangan anaknya almarhumah Diana yang diperkosa dan dibunuh oleh pelaku biadab dan jahiliyah itu, hari ini beliau harus kembali menghadapi kenyataan yang begitu menyedihkan, kehilangan istri tercinta, Agus Mawar,” kata Illiza yang tak kuasa membendung air matanya.

Pemerkosaan dan pembunuhan terhadap Diana, lanjut Illiza, harus pula menjadi teguran bagi semua anggota masyarakat untuk merenung. “Jangan ada lagi pihak-pihak yang selalu memikirkan kepentingan diri dan kelompoknya sendiri, sehingga advokasi terhadap kasus seperti yang menimpa Diana, bocah malang yang diperkosa dan dibunuh itu, menjadi terabaikan,” ujarnya lirih.

“Ada pula yang bereuforia di luar sana dengan segala kepentingannya. Tapi perhatian serta penguatan terhadap kasus yang menimpa Diana, terabaikan. Kejadian ini sangat amat biadab. Sehingga kita harus melihat permasalahan ini sebagai hal penting dengan hati nurani. Karena itu, kami juga minta agar kedua tersangka dihukum seberat-beratnya. Untuk proses hukum kasus yang menimpa Diana ini, kami akan kawas sampai ke pengadilan,” ujar Illiza yang disambut teriakan kaum ibu.

Amiruddin, salah satu pelaku, merupakan residivis dalam kasus ini. Sebelumnya, pada Desember 2004 dia memerkosa dan membunuh bocah Ayu, berumur 5 tahun 10 bulan di Lhokseumawe. “Dari vonis 15 tahun, Amiruddin hanya menjalani empat tahun. Ini kan sangat-sangat tidak adil. Pelaku dijatuhi hukuman yang ‘aman-aman’ saja, sehingga dia kembali bisa melakukan hal yang sama,” kritik Illiza.

Illiza juga menjanjikan bahwa minggu depan Mawardi (31) yang mengalami kebutaan akibat glukoma, akan diperiksa kondisi matanya. Ia berharap Mawardi yang telah hilang penglihatannya sejak 10 tahun lalu itu kembali bisa melihat.

Usai takziah dan doa bersama dipanjatkan untuk almarhumah Diana dan ibunya Agus Mawar, warga berdesak-desakan ingin menyalami Mawardi, ayah Diana. Kesedihan kian memuncak ketika foto close up Diana yang telah dibingkai berukuran 10 inci dibawa ke luar rumah untuk diperlihatkan kepada warga. Sambil menangis banyak pengunjung yang mengabadikan foto bocah malang itu.

Illiza juga melaporkan, dari aksi penggalangan dana yang dilakukan Senin (1/4) pagi, terkumpul dana lebih dari Rp 90 juta. Selain itu Baitul Mal Kota Banda Aceh akan menyantuni Mawardi seumur hidup sebesar Rp 250 ribu/bulan.

“Kami juga berharap masyarakat mau membantu Pak Mawardi yang tak mampu berbuat banyak karena kebutaan yang beliau alami. Dalam hal ini saya percayakan pengelolaan dananya kepada Pak Keuchik,” demikian Illiza.

Sebelum mengembuskan napas terakhir Senin (1/4) pagi, Agus Mawar yang didera komplikasi penyakit meminta agar dikebumikan di samping putrinya, Diana, di Kompleks Pemakaman Umum Tgk Dianjong, Gampong Peulanggahan, Banda Aceh. Permintaannya dikabulkan warga setempat kemarin.

“Sejak kepergian Diana, almarhumah setiap malam mengigau dan selalu memanggil nama anaknya itu. Ternyata tadi pagi (kemarin -red), sebelum shalat subuh, sekitar pukul 05.00 WIB, Allah menjemputnya, menyusul sang anak tercinta,” ujar Keuchik Peulanggahan, Husaini, kepada Serambi.

Selain sakit keras, kata Keuchik Husaini, kehilangan Diana merupakan pukulan berat bagi Agus Mawar. Juga menjadi ujian terberat bagi Mawardi yang kini tanpa anak dan istri di sisinya, sementara matanya buta.

* Analisis KAPHA ACEH.

"Kami sangat mengutuk perlakukan keji tak bermoral dan kekerasan seksual, terutama tindakan pelaku pencabulan terhadap Mardiana, warga Peulanggahan, Kota Banda Aceh," ujar Khalissul.

"Sebelum rombongan KAPHA ACEH melakukan takziyah bersama, kami melakukan konvoi aksi solidaritas yang berpusat di simpang lima dengan membagikan selebaran peryataan sikap kami yang mengutuk pelaku pemerkosa dan pembunuh almarhumh diana, setelah aksi itu dilakukan kami langsung menuju lokasi takziyah di keluarga almarhumah diana." kata Khalis.

Mardiana adalah bocah perempuan korban pencabulan yang tewas dan ditemukan jenazahnya di Desa Peulanggahan, Kota Banda Aceh, Rabu lalu.

"Kami juga mencatat beberapa kasus incest (kekerasan seksual dari anggota keluarga) yaitu ada 27 kasus yang pelakunya adalah paman, ayah, kakek dan anggota keluarga lainnya," kata Khalis.

"Sebesar 76,2 persen pelaku kekerasan terhadap perempuan dan anak yang terjadi dalam masyarakat juga dilakukan oleh orang-orang yang dikenal baik oleh korban, seperti tetangga, guru, teman, atasan, atau aparat gampong," jelasnya lagi. Dia mengharapkan agar penegak hukum dapat bertindak cepat dalam setiap kejadian-kejadian yang menimpa anak-anak. "Terutama incest yang sangat berbahaya, karena banyak korban kekerasa seksual yang dilakukan pihak keluarga tidak berani membeberkan kepada publik," kata Khalis.

http://aceh.tribunnews.com/2013/04/02/ribuan-warga-doakan-diana

0 Komentar:

Posting Komentar