BIREUEN – Jaringan bisnis seks yang memanfaatkan siswi SMP dan SMA di Kabupaten Bireuen ternyata sudah ada sejak setahun lalu dan telah merambah seluruh kecamatan dalam Kabupaten Bireuen. Mulai dari Kecamatan Gandapura di bagian timur sampai Samalanga di bagian barat, tapi titik sentralnya tetap “Kota Juang” Bireuen.
Kapolres Bireuen, AKBP Yuri Karsono SIK melalui Kasat Reskrim Iptu Benny Cahyadi kepada Serambi, Selasa (5/2) kemarin mengatakan, pihaknya sedang menyelidiki berapa persisnya jumlah siswi SMP dan SMA di kabupaten itu yang terlibat dalam bisnis esek-esek ini.
“Data sementara, yang sudah menjadi korban bisnis terlarang ini ada delapan orang. Tapi kami yakin, masih banyak lagi korban lainnya, sehingga masih terus kami telusuri,” katanya.
Human trafficking (perdagangan manusia) dan bisnis seks di Kabupaten Bireuen itu, kata Kasat Reskrim, melibatkan belasan orang. Jaringannya malah sudah merambah ke kecamatan yang berada di lintasan jalan nasional Banda Aceh–Medan yang membujur dari Gandapura sampai Samalanga. “Tapi yang berhasil ditangkap baru enam orang. Sejumlah pelaku lainnya masih kita uber,” kata Benny.
Menurut Benny Cahyadi, keenam tersangka yang sudah ditahan di mapolres itu terus diperiksa intensif. Terlebih karena, bisnis seks yang terungkap di kota penghasil aneka keripik itu memiliki kaitan dengan bisnis narkoba. “Bisnis seks dan trafficking tidak lepas dari bisnis narkoba yang kian marak di Bireuen. Kami berusaha mengungkap kejahatan tersebut,” kata Benny Cahyadi.
Selain itu, tim Polres Bireuen terus menyelidiki beberapa lokasi yang dicurigai sering dijadikan tempat pertemuan (rendezvouz) antara penghubung dengan Mister Bro selaku pemesan dan pemakai (user).
Polres kini selain gencar mencari pelaku trafficking untuk bisnis seks di Bireuen, juga giat menelusuri identitas Mister Bro, karena ia sering memesan “daun muda” melalui kelompok yang sudah diringkus itu.
Kapolres Bireuen, AKBP Yuri Karsono SIK secara terpisah kepada Serambi kemarin sore mengharapkan peran aktif orang tua untuk menjaga anak gadisnya agar tidak terjurumus dalam bisnis seks. “Peran orang tua, guru, serta masyarakat sangat penting agar korban trafficking untuk bisnis seks tak lagi bertambah. Sekarang, tim Polres Bireuen selain mengusut para pelaku bisnis seks dan trafficking juga melakukan pencegahan melalui sosialisasi ke berbagai pihak,” katanya. Hal senada diungkapkan Bupati Bireuen, H Ruslan Daud kemarin. “Peran orang tua sangat penting dalam menjaga anak-anaknya, terutama anak gadis, dalam bergaul.”
Menurutnya, di era perkembangan teknologi saat ini, anak-anak sangat mudah terpengaruh pada hal-hal yang buruk, seperti prostitusi, narkoba, dan sebagainya. “Peran orang tualah yang paling utama dalam menjaga anggota keluarganya,” imbuh bupati.
Pemkab Bireuen, melalui dinas terkait, kata Bupati Ruslan, akan duduk bersama membahas hal itu agar tidak meluas sembari mengantisipasi terulangnya kasus bisnis seks di Bireuen. “Kami sangat berterima kasih kepada polisi yang telah membongkar kasus ini dan berharap mereka terus bekerja untuk mengungkap tuntas, dan pelakunya dihukum sesuai dengan hukuman yang berlaku,” harap Ruslan.
Saat ditanya tentang upaya pemerintah untuk menggerebek atau menertibkan lokasi-lokasi yang diduga digunakan untuk bisnis seks, Ruslan mengatakan, saat ini eksekutif bersama legislatif sedang menggodok qanun tentang itu. “Kalau belum ada qanun kita belum berani menggerebeknya. Saat ini kita serahkan saja kepada polisi untuk mengungkap kasus tersebut,” pungkas Bupati Ruslan.
Menanggapi kekhawatiran sejumlah pengelola hotel karena bisnis seks itu disebut-sebut, antara lain, berlangsung di sebuah hotel, Kasat Reskrim Polres Bireuen, mengatakan, pemilik hotel tak perlu khawatir bila hotel mereka tidak dijadikan sebagai tempat untuk berbuat mesum. Namun, para pemilik hotel diimbau agar lebih selektif dalam menerima tamu, karena banyak modus yang dilakukan pebisnis seks untuk memanfaatkan tempat pengumbar syahwat, termasuk penginapan.
Menjawab Serambi tentang identitas hotel yang disebut-sebut dijadikan tempat mesum itu, Kasat Reskrim meminta pemilik hotel saja yang datang ke polres untuk diberi tahu nama hotel tersebut. (yus/c38)
Ulama: Hukum Berat Germonya
BANDA
ACEH - Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Drs Tgk H
Ghazali Mohd Syam, mendukung upaya polisi membongkar habis jaringan
perdagangan manusia (human trafficking) berskala lokal untuk bisnis
prostitusi yang mengorbankan anak usia sekolah di Bireuen.
“Saya dukung upaya polisi mengungkap jaringan perdagangan anak tersebut. Hukum germo seberat-beratnya,” ujar Ghazali Mohd Syam.
Ia
menyebut trafficking, sabu-sabu, dan korupsi sudah menjadi penyakit
nasional. Begitupun, ia mengaku terperanjat saat membaca berita bahwa di
Aceh, terutama di Bireuen, sudah terdapat bisnis prostitusi yang
melibatkan anak-anak di bawah umur. “Kami minta polisi mengusut tuntas
kasus ini,” pinta Ghazali.
Pengurus Rabithah Thaliban Aceh (RTA)
Cabang Bireuen mengecam tindakan oknum yang mengelola jaringan bisnis
seks melibatkan anak di bawah umur dan mengharapkan kepada aparat
penegak hukum untuk membogkar bisnis terselubung itu sampai ke
akar-akarnya.
Selain mengusut, penegak hukum juga diminta RTA
menyeret para tersangka ke meja hijau, karena tindakan mereka bukan saja
melanggar syariat Islam, tapi bahkan menjadi tamparan bagi Pemkab
Bireuen dalam penegakan syariat Islam.
Hal itu disampaikan Ketua
RTA, Tgk Luthfi dalam siaran persnya kepada Serambi, Selasa (5/2)
kemarin. RTA juga meminta Bupati Bireuen membentuk tim terpadu guna
memecahkan berbagai persoalan di bidang keagamaan yang mencuat di
Bireuen akhir-akhir ini, kemudian mencari akar permasalahannya untuk
diselesaikan bersama.
Ketua Korps HMI-Wati Bireuen, Erlina Sari
mengatakan, terkuaknya bisnis seks itu sangat memalukan Bireuen. Dulu
Bireuen sebagai tempat pertama diberlakukannya hukuman cambuk, tapi
sekarang diduga menjadi tempat perdagangan anak untuk bisnis seks. “Kami
harap penegak hukum mengusut tuntas kasus trafficking dan bisnis seks
ini agar tidak menyebar luas nantinya,” kata Erlina.
Ketua Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAID) Aceh, Anwar Yusuf Ajad justru
mengaku tak terkejut dengan berita bisnis prostitusi yang melibatkan
anak-anak yang terjadi di Bireuen. Ia mengaku sudah lama menyuarakan hal
ini, tapi belum ditanggapi serius dan kasusnya bukan hanya di Bireuen,
tetapi juga di daerah lain.
“Saya menerima banyak keluhan dan
laporan tentang adanya bisnis prostitusi yang terorganisir sangat rapi
di Aceh,” ujarnya. Anwar berjanji akan membongkar jaringan bisnis
prostitusi yang melibatkan anak-anak di bawah umur yang juga terjadi di
Kota Banda Aceh. (swa/yus)
Editor : bakri







0 Komentar:
Posting Komentar