ead Kasus Dugaan Pencabulan Bocah Dilapor ke Pomdam ~ KAPHA ACEH

Jumat, Juni 21, 2013

Kasus Dugaan Pencabulan Bocah Dilapor ke Pomdam

Kamis, 20 Juni 2013 10:55 WIB

BANDA ACEH - Kasus dugaan pencabulan terhadap bocah perempuan berumur 7 tahun dan pengrusakan rumah korban dilaporkan ke Pomdam IM, Rabu (19/6). Pekan lalu, laki-laki yang diduga pelaku pencabulan, As (55), juga telah dilaporkan ke polisi.

Awal terbongkarnya kasus dugaan pencabulan itu, setelah Bunga, sebut saja begitu namanya, merasa ketakutan disaat diajak berbelanja oleh ibunya di kedai milik As, di sebuah desa Kecamatan Indrapuri, Aceh Besar. Kenyataan itu diceritakan oleh ibu kandung Bunga kepada Serambi yang ditemui di Markas Pomdam IM, Banda Aceh, Rabu (19/6) sore.

Sang ibu, sebut saja namanya Wati, menjelaskan tujuan melaporkan hal itu ke Pomdam. Menurut Wati, dibalik pengrusakan warung nasi miliknya, ada dugaan keterlibatan oknum anggota TNI yang menurutnya memiliki hubungan saudara dengan pelaku pencabulan.

“Pertama ceritanya begini. Tanggal 11 Juni 2013, anak saya ini, mau saya ajak berbelanja ke kedai Pak As. Tapi, dia tidak mau ikut. Meski saya coba terus mengajaknya. Tapi, dia tetap tidak mau, malah anak saya ini minta saya pukul Pak As, pukul Pak As. Itulah yang berulang-ulang diucapkan. Saya pun mengurungkan niat belanja,” kenang sang ibu.

Keganjilan sikap Bunga direspons sang kakak. Dia pun mulai menyelidiki apa penyebab sang adik begitu takut pada As. Akhirnya, Bunga pun terbuka. “Anak saya menceritakan kalau dirinya mendapat perlakuan tidak senonoh yang dilakukan oleh Pak As. Intinya, dari pemeriksaan dokter, bagian kemaluan anak saya ini telah rusak parah,” kata Wati kepada Serambi.

Mendengar hal itu sang kakak pun naik pitam dengan langsung mendatangi kedai As. Di sana, anaknya itu bertemu As, sehingga umpatan dan cacian pun diucapkan. Bahkan anaknya itu juga menghamburkan barang dalam kedai As. Anehnya, As cuma diam saja kala itu. “Mungkin tahu salah, dia tidak melawan atau membantah sedikit pun apa yang dikatakan oleh anak saya. Hal itu pun berlalu begitu saja, tanpa ada penjelasan dari kakek itu. Karena saya belum bisa terima, setelah dua hari kemudian, sekitar tanggal 13 Juni, saya pun melapor kasus itu ke Polsek Indrapuri,” sebut ibunda korban.

Ternyata kabar Bunga dicabuli itu meluas, hingga diketahui adik laki-lakinya. “Malam Sabtu tanggal 14 Juni, adik saya bersama ratusan warga Indrapuri mendatangi kakek itu. Begitu ketemu langsung dipukul hingga Pak As harus dirawat di RSU Zainoel Abidin,” kata dia.

Berselang satu malam kemudian, yakni Sabtu 15 Juni, kata Wati, saudara As mulai balas menyerang. “Mereka datang 20 orang merusak rumah adik saya. Karena merasa tidak puas, mereka juga rusak kedai nasi saya dengan menghancurkan seluruh perlengkapan kedai mulai rak nasi, piring, bola lampu, dan banyak lainnya,” jelas Wati.

Pascakejadian itu, kata Wati, kasus pengrusakan itu terkesan tidak ada penyelesaian dari pihak berwajib. “Ini yang menjadi alasan saya ke Pomdam. Karena saya tahu dia anggota TNI. Saya harap ada keadilan untuk kasus saya ini,” ungkapnya. Hingga kini Serambi belum berhasil mengonfirmasi kepada AS, pria yang dituduhkan sebagai pelaku pencabulan. Serambi juga belum berhasil mengonfirmasi kepada seorang anggota TNI yang dituding oleh Wati sebagai pelaku pengrusakan rumahnya. (mir)

0 Komentar:

Posting Komentar