ead We Love Diana ~ KAPHA ACEH

Minggu, April 14, 2013

We Love Diana


Banda Aceh – Dua puluhan komunitas sosial menggelar renungan dan pertunjukan bertajuk “ We Love Diana”. Acara berlangsung di halaman gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Banda Aceh. Kegiatan tersebut merupakan aksi prihatin atas kekerasan seksual dan pembunuhan yang dialami bocah Diana (6), warga Peulanggahan, Kutaraja, Banda Aceh.

Sejak pukul 20:00 WIB, sejumlah seniman Aceh tampil bergantian dihadapan ratusan warga Kota Banda Aceh, diantaranya group band Seuramoe Reggae, Joel Pase, Amuba band, tarian Gayo dan aksi teater Rongsokan IAIN Ar-raniry yang mengikisahkan penyalahgunaan media internet, serta beberapa penampilan komunitas lainnya.

Salah satu penunjung acara Khamirudin mengaku, kegiatan yang bermaksud solidaritas anti kekerasan terhadap anak itu, mampu menggugah hati untuk lebuh peduli terhadap usaha- usaha perlindungan anak.

Khamiruddin yang juga warga se desa dengan Diana dan Tuha Peut Peulanggahan itu menuturkan, ia berharap semua pihak menjadikan kasus Diana sebagai pelajaran.

“Cukup Diana korban kekerasan anak terakhir, mari beri perlindungan maksimal bagi setiap anak bangsa,”ujarnya.

Khamiruddin menambahkan, gedung DPRA menjadi saksi bisu malam ini, bahwa semua kita prihatin dengan nasib malang bocah Diana. menurutnya, kasus Diana tak boleh dipandang sebelah mata oleh setiap kita. Pemerintah harus berperan lebih baik untuk mencegah aksi kekerasan dan perlakuan buruk terhadap anak. “Sepertinya malam ini gedung DPRA akan menjadi saksi bisu ‘We Love Diana’, semoga kita mendapatkan nilai positif,” kata Tuha Peut Peulanggahan ini.

“Mari buka mata kita semua, ada bahaya besar yang mengancam anak-anak kita. Ada perilaku dan pelaku amoral sangat biadap hidup bersama ditengah tengah masyarakat. Ini bahaya. Waspada,” tambah Khamiruddin.

Sementara Mahfud, salah satu panitia penyelenggara menyebutkan, semua pihak yang hadir dan berperan pada acara malam solidaritas untuk Diana, membuktikan bentuk perlawanan nyata terhadap segala bentuk kekerasan terhadap anak.

Menurut Mahfud, We Love Diana adalah gerakan solidaritas untuk Diana, sekaligus ruang kampanye perlindungan Anak khususnya di Aceh.

“Kami berharap kasus Diana menjadi titik bersatu untuk perlawanan terhadap perlakuan kekerasan bagi anak di Aceh,” kata Mahfud.

Mahfud berharap, kematian tragis bocah Diana untuk diperingati setiap tahun, sebagai bentuk berkabung atas kebiadaban yang merenggut dunia ceria anak.

Pada kesempatan itu, ia juga berharap, andai bisa pelaku yang memperkosa dan membunuh Diana mendapat hukuman gantung sampai mati.
“Insya Allah ada peringatan setiap tahun ke depan, sebagai bentuk perlawanan terhadap kekerasan pada anak, semoga kegiatan ini menjadi sebuah teriakan perlawanan terhadap kekerasan anak di Aceh,” harapnya.
Menurut Mahfud, selain di Banda Aceh malam Sodaralitas Untuk Diana juga digelar di beberapa tempat lain seperti Aceh selatan, Takengon, Yogyakarta, Jakarta dan bahkan di negara Norwegia oleh Ziko salah seorang warga Aceh yang tinggal di sana, terang Mc

Diantara ratusan pengunjung, tampak puluhan anak se usia Diana duduk berjejer di depan pentas sederhana, mereka larut dalam setiap gerak dan suara pemeran Solidaritas untuk Diana.
Pantauan AtjehLINK, tidak terlihat pejabat tinggi Aceh di halaman gedung DPRA saat aksi keprihatinan dan solidaritas untuk Diana berlangsung.
http://atjehlink.com/we-love-diana/

0 Komentar:

Posting Komentar